Wednesday, December 13, 2006

Kulit Mulus dengan Mandi Susu

Wanita modern manapun pasti mendambakan memiliki kulit yang mulus. Berbagai jalan dilakukan oleh seorang wanita agar kulitnya menjadi mulus. Salah satunya lewat mandi susu.

Konon Cleopatra tahu betul manfaat susu untuk menjaga kecantikan kulitnya. Karena itu ia secara teratur mengisi bak mandinya yang berbentuk angsa dengan susu onta. Dua ribu tahun kemudian, industri kosmetik mulai memproduksi berbagai produk berbasis susu tidak saja untuk mandi, tetapi juga pembersih muka sampai shampo.

Susu mengandung asam-asam beta hydroxy alami yang tidak saja mengelupas kulit mati, tetapi juga memperhalus lapisan di bawahnya. Susu membuat kulit menjadi halus, bersinar dan tidak bersisik.

Berbagai produk berbasis susu untuk mandi tersedia di pasaran. Susu pun tidak hanya berasal dari sapi, tetapi juga binatang ternak lainnya. Susu kambing yang dicampur dengan madu menjadi produk andalan Caswell Massey yang amat popular di Amerika.

Mereka juga memproduksi pelembab dan shampo yang mengandung susu sapi. Rambut juga mendapatkan manfaat dari susu. Proteinnya akan menutup sisik pada kutikula rambut sehingga rambut tampak lebih bercahaya.

Produsen kosmetik lainnya memadukan susu sapi dengan susu kedelai, sari beras dan protein gandum dalam produk mandi mereka. Kandungan gandum ditujukan untuk merawat kulit sensitif, beras berfungsi memberikan kenyamanan dan susu kedelai selain melembabkan juga memperkuat sel kulit.

Sabun muka yang mengandung susu dan madu bisa dipakai tiap hari dan sabun ini akan menjaga kelembaban kulit. Ada juga sabun tangan yang mengandung lidah buaya, minyak almond dan vitamin E untuk menghaluskan tangan yang kasar atau pecah-pecah.

Walau produk susu untuk mandi banyak tersedia di pasaran, Anda juga bisa membuatnya sendiri di rumah. Tambahkan dua atau tiga cangkir susu cair hangat (bisa juga dibuat dari susu bubuk) ke dalam bak mandi yang telah diisi dengan air hangat.

Berendamlah di dalamnya selama 15 menit kemudian gosok seluruh tubuh Anda menggunakan spons mandi. Kulit pun akan menjadi lembut dan bercahaya. Tambahan beberapa tetes minyak almond akan menambah kehalusan kulit.

Ikan Cegah Kebutaan

Resiko seeorang terserang kebutaan di usia senja atau disebut degenerasi macular dapat diturunkan dengan mengkonsumsi ikan. Kebutaan seperti ini menyerang seseorang saat usia senja dan cenderung menyerang pada pencandu rokok. Kemunduran macular menyebabkan pusat penglihatan mata dibagian tengah menjadi kabur. Kondisi seperti ini merupakan penyebab utama kebutaan pada orang-orang berusia diatas 60 tahun. Penelitian yang dilakukan Massachusetts Eye dan Ear Infirmay di Boston menemukan bahwa konsumsi rokok secara rutin meningkatkan resiko kebutaan hingga dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok. Resikonya juga tetap tinggi pada bekas pecandu yang telah berhenti merokok. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi banyak ikan, termasuk para perokok, cenderung terhindar dari serangan ini. Serangan paling rendah terlihat pada orang-orang yang mengonsumsi ikan dua porsi atau lebih setiap minggunya. Sekitar sepertiga resiko serangan penyakit disebabkan rokok dan sekitar seperlima dari kasus diamati diperkirakan dapat dicegah dengan asupan ikan atau asam omega tiga secara rutin. Demikian kesimpulan para peneliti yang dimuat dalam Archiecves of Opthalmology

Saturday, December 02, 2006

Rahasia Diet, Makan Pelan

Kecuali dengan alasan takut atau menghindari tersedak, seringnya kita tidak tahu tujuan dari nasehat orang tua agar kita makan dengan pelan-pelan. Tampaknya nasehat bijak itu bukan tanpa dasar. Baru-baru ini para peneliti dari Universitas Rhode Island, AS, membuktikan hal tersebut.

"Ada hipotesis pada tahun 1972 yang menyatakan bahwa makan pelan-pelan membuat tubuh punya banyak waktu untuk menikmatinya dan membuat kita makan sedikit." kata Kathleen Melanson, salah seorang peneliti. Sejak saat itulah, hipotesis tersebut tersebar menjadi pendapat umum dan diyakini banyak orang. Namun, belum ada satu pun penelitian lain yang membuktikannya. Untuk itu, Melanson melakukan penelitian terhadap 30 wanita muda. Masing-masing ditawari makanan pasta dan dipersilakan makan sepuasnya, sebanyak mungkin mereka mau.

Ketika diminta makan dengan cepat dalam 9 menit saja, rata-rata setiap orang makan 646 kalori. Tapi saat diberi kelonggaran waktu, mereka makan antara 15-20 kali leih lama. Dalam 29 menit, kalori yang dikonsumsi juga hanya 579 kalori. "Sinyal kepuasan jelas butuh waktu untuk dibuktikan." Kata Melanson.

::Dikutip dari Pikiran Rakyat Kamis 30 November 2006.

Nikah Muda, Anak Panjang Usia

Apakah Anda berpeluang hidup lebih dari 100 tahun? Tanyakan kepada ibu, berapa usianya saat mengandung Anda. Sebab menurut riset yang dilakukan para peneliti di AS, usia ibu saat melahirkan ikut mempengaruhi peluang panjang atau pendek umur anaknya kelak.

Tim peneliti dari Universitas Chicago, AS, menemukan, orang yang dilahirkan saat ibunya berusia kurang dari 25 tahun cenderung berusia hingga 100 tahun atau lebih. Peluangnya dua kali lipat dibandingkan orang-orang yang dilahirkan saat ibunya berusia diatas 25 tahun. Studi yang dilakukan terhadap 198 orang AS yang usianya lebih dari 100 tahun. Mereka lahir antara tahun 1890-1893. Orang yang panjang usia lebih dari 100 tahun itu umumnya anak pertama. Setelah dianalisis lebih mendalam para peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan ini erat kaitannya dengan kenyataan bahwa anak-anak pertama itu dilahirkan saat ibunya baru berusia 20 tahunan. Temuan ini dipresentasikan pada pertemuan masyarakat gerontologi (Ilmu Usia Lanjut) AS, Minggu (19/11). Sebelumnya hasil penelitian yang didanai National Institute on Aging and the Society of Actuaries ini telah dipaparkan pada pertemuan Asosiasi Populasi AS, April 2006. Data Biro Sensus AS menunjukkan jumlah orang yang berusia diatas 100 tahun disana meningkat dari 37 ribu menjadi 55 ribu dari tahun 1990 ke 2000. Dari data itu pula, wanita punya peluang tiga hingga lima kali lebih besar mencapai usia 100 tahun dibandingkan dengan pria.

::Dikutip dari Pikiran Rakyat Kamis 30 November 2006.

Berpelukan Kurangi Stres

Anda stres? Cobalah berpelukan. Berbagai riset menyebutkan berpelukan bisa menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan depresi. Seperti sebuah riset yang digagas Dr. Harold Voth, psikiater senior dari Kansas, Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa berpelukan mampu mengusir depresi, men-tune up sistem kekebalan tubuh, tidur lebih nyenyak, dan awet muda. Bagaimana berpelukan bisa memberikan efek yang demikian hebat? Ketika berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stres (hormon cortisol dan neropinephrine). Efeknya, tentu saja bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.

:: Dikutip dari Pikiran Rakyat Kamis 30 November 2006.

Rambut Cirikan Pola Makan

Selama ini kita menganggap rambut sebagai mahkota wanita atau sebagai pelindung kepala dari suhu dingin. Tapi ilmuwan dari Brigham Young University (BYU) menyatakan bahwa rambut bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan makanan pada seseorang. Hasil analisis yang dilakukan pada rambut bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan pola makan. Hasil ini tentu saja sangat penting, mengingat kelainan makanan cukup sulit dideteksi. Dalam studinya, para peneliti mengatakan mereka telah mengembangkan sebuah penelitian untuk mengetahui hal tersebut. Karbon dan Nitrogen yang ada pada rambut bisa menunjukkan anorexia nervosa atau bulimia pada seseorang. "Tubuh Anda, khususnya rambut, bisa merekam kebiasaan makan Anda. Seiring dengan tumbuhnya rambut, otomatis dibarengi dengan bertambahnya protein baru. Protein tersebut dipengaruhi oleh apapun makanan yang Anda konsumsi. Jadi setiap helai rambut yang berada di kepada Anda tak ubahnya seperti "buku harian" kimia yang merekam nutrisi harian yang Anda konsumsi." Ujar Kent Hatch, sisten profesor Ilmu Biologi di BYU.

:: Dikutip dari Pikiran Rakyat Kamis 30 November 2006.